Kepada siapa harapan Merdeka ini di nantikan oleh rakyat Papua, tidak begitu jelas. Sebaliknya janji-janji muluk yang sering didapat rakyat oleh PDP sampai detik ini, dan saat akan datang ini hanya akan menjadi mimpi-mimpi indah. Jawabannya oleh PDP maupun elemen-elemennya ada di luar sana harapnya kepada rakyat Papua agar sabar. Sampai kapan? Jawaban muluk dan janji-janji palsu adalah kinerja kerja elemen PDP saat ini.
Omong kosong demikian itu seperti; “Sebentar lagi nanti tunggu barang akan jadi”. Lalu mau memerdekakan Papua itu oleh siapa yang kamu, saya dan dia harap? Dunia dan PBB hanya melindungi kebrutalan TNI seperti di zaman jajak pendapat di Timor Leste dulu. Tapi yang akan menyatakan secara bersama adalah persoalan dan yang harusnya kita dan PDP urus saat ini. Bukan janji dan janji lagi; “tunggu-tunggu sebentar lagi barang sudah di Amerika-lah, di PBB-lah” dan lain-lain janji gombal ala PDP yang di dapati rakyat Papua hari ini. Jawaban pasti sejak kala dulu hingga hari ini tidak memuaskan, sampai harta kekayaan alam Papua direkrut habis oleh Indonesia bersama bangsa lain.
Yang pasti rakyat Papua di pesisir, di gunung,di lembah, di bukit-bukit, di pulau-pulau, sepanjang wilayah yang bernama Papua Barat, batas dari Raja Empat Sorong sampai Kepulauan Morrotai sebagai satu kesatuan bangsa yang tak terpisahkan oleh Indonesia kecuali dengan senjata, sedang menantikan jawaban yang konkrit, I X (sekali) lagi, bukan janji tapi bukti. Maka disini saya sarankan kepada generasi muda entah itu adik-adik AMP, HMPJ Jawa-Bali, BEM, HIMACE, HIMAPA dan lain, agar segera mendesak PDP. Agar PDP menghimbau Agus Alue Alua CS dari MRP memediasi Kongres Nasional Papua ke III segera di gelar ulang.
Maksud dan tujuan dari kongres adalah Papua menyatakan diri dan mengundurkan diri dari Indonesia, titik! Ini artinya apa? Ya kita merdeka, dan saya kira itu saja jawabannya. Bukan Papua saya yang urus jadi kamu tunggu, tunggu, tunngu. Sampai kiamat juga semua omong kosong. Karena merdeka atau tidak adalah semuanya konsensus rakyat Papua semua, bukan hanya satu dua orang di mana, tapi bangsa Papua sebagai suatu Bangsa dan Negara yang ingin kita wujudkan. Maka kesepakatan sebagai kontrak sosial masyarakat Papua sebagai satu bangsa dalam persatuan Negara Papua Barat baik digunung, pesisir,pulau, keturunan dan lain-lain semua rakyat Papua itu adalah konsensus politik yang hanya bisa dicapai dalam kongres Nasional ke III itu, lain tidak.
Menurut saya ini adalah solusinya, selain dari ini kita tidak bisa berjuang sendiri-sendiri, tapi dalam pembangunan opini dunia internasional adalah benar delegasi yang ada di luar itu. Tapi Statemen atau pendeklarasian atas Papua keluar dan menyatakan tidak bagian dari RI adalah oleh rakyat bersama. Lobby internasional hanya pelurusan sejarah, dan pembangunan opini. Selebihnya ada pada Kongres ke III itu. Jangan terlalu putar-putar jauh, sampai harapan rakyat bersama kekayaan alam semakin " KJ" dirasakan Rakyat Papua saat ini. Intinya untuk sampai tujuan ke arah Merdeka, yang dinginkan oleh Bangsa kita dari gunung, lembah, pesisir pedalaman, pedalaman pegunungan dan pulau pedalaman serta kota pegunungan Tengah -singkatnya seluruh komponent rakyat Papua, saat ini adalah Kongres Nasional Papua.
Namun penting diingatkan, bahwa banyak pelajaran bagi kita sebelum ini misalnya: Mengharap Amerika atau Belanda buat kita Merdeka. Lalu masyarakat banyak menyumbang uang ke PDP yang berjanji mampu membawa kita keluar dari penjara NKRI. Tapi semua itu gombal, fenomena Willy Mandowen kita tahu bersama saat ini.
Kebiasaan cara berfikir kita, harus rubah dan ganti sekarang! Dan umumnya rakyat kita bangsa Papua Barat banyak berharap akan datangnya juru selamat (mesianisme), untuk membebaskan dan memerdekakan, Bangsa Papua, harus di akhiri sekarang juga! Oleh sebab itu sekarang ini juga secara kongkrit saya usulkan; segera gelar kongres ke III untuk kita memerdekakan diri sendiri tanpa berharap uluran tangan-bantuan uluran tangan iblis atau Tuhan! Karena Tuhan atau Iblis sekalipun tidak perduli atas nasib bangsa kita Papua Barat.
Disini saya sarankan kepada KP AMP bahwa Film arahan Garin Nugroho bertemakan; “Aku ingin menciummu sekali saja”, menjadi inspirasi sekaligus prediksi kita, bahwa yang menentukan Papua Merdeka bukan, sekali lagi bukan, oleh orang lain, tapi oleh Orang Papua sendiri. Negara seperti Indinesia, Amerika, Australia, PNG, dan PBB sekalipun hanya mendukung, bukan menentukan kita Merdeka. Namun saya ulangi lagi yang menentukan adalah kita sendiri. Ingat ! Papua Merdeka sekarang atau tidak hanya-oleh-dari dan berasal dari Orang Papua sendiri.
Papau Merdeka dalam prediksi sebagaimana alur cerita film diatas bukan oleh siapa-siapa, tapi Orang Gunung. Semua punya peran tapi yang paling menentukan adalah orang gunung. Mengapa? Sebab secara kulural yang paling menderita adalah Orang Papua Gunung. Dan yang paling sulit di Indonesiakan adalah Orang Gunung. Tapi juga yang paling solid adalah juga orang gunung, lihat saja mereka lebih giat dalam perjuangan sampai hari ini. Mengapa? Mereka kuat akar budayanya.
Reformasi Gerakan Kongres ke III, adalah solusi penting menentukan kita cepat merdeka. Oleh sebab itu saran saya lakukan reformasi total. Dengan jalan mengganti gerakan perjuangan oleh kalangan generasi muda. Papua merdeka yang diharap Rakyat Papua yang dimandatkan kepada PDP telah gagal. Saat ini kita tidak lagi berharap pada PDP. Bukan oleh PDP, atau siapapun senior kita yang lain. Tapi kita tetap hargai peranan dukungan mereka.
Lakukan reformasi total gerakan dari kalangan muda yang lebih energik. Dan pilih dan susun ulang untuk memilih Ketua Umum baru dalam perjuangan. Kita saat ini cukup banyak memiliki SDM untuk dimajukan jadi memimpin Papua dan mempersiapkan kita merdeka. Senior umumnya terjebak pada politik pragmatis menduduki jabatan dalam otonomi khusus saat ini. Jadi kita tidak bisa banyak berharap dari mereka, walaupun tidak semua.
Paradigma Baru Perjuangan
Rasanya menuju Papua Merdeka, kita membutuhkan paradigma baru atau suatu landasan baru, yang akan dapat mewujudkan gerakan yang tidak hanya berharap pada beberapa orang, tetapi pressur-pressur dan manuver yang dilakukan saudara Hans Gebse cukup efektif untuk mencari perhatian dunia internasional. Hal yang sama cukup bagus dilakukan saudara-saudara kita yang meminta suaka ke Australia. sebab hal demikan akan secara sistematis melibatkan perhatian negara lain untuk perduli masalah kita ke depan ini.
Mahasiswa semua kota study cukup baik perannya dengan aksi-aksi demonstrasi, namun harus lebih dieffektifkan lagi. Kemudian kita sudah lihat negara-negara Eropa oleh kawan-kawan yang ada disana bersama kaum peduli lingkungan hidup, melakukan aksi itu sangat membantu membuka mata hati dunia Internasional, tentang ada apa dengan Papua. Lalu yang paling penting lainnya adalah terus menggugat existensi PT. Freeport agar kepentingan Amerika Indonesia terus terganggu dan dalam hal bantuan persenjataan Militer Indonesia terus diembargo oleh Amerika.
Kemudian hal yang akan membuat orang lain peduli pada kita adalah selain aksi demostrasi tetapi juga adalah aksi minta suaka pada negara-negara lain terutama negara Eropa dan Afrika. Lalu peran dan aksi OPM sangat menentukan sekali, mengingat secara kelembagaan dunia Internasional mengakui dan menghitung existensi OPM/TPN. Oleh sebab itu paradigma baru kedepan pasca kongres ke-III nanti, guna memperkuat posisi mereka harus dilakukan perjajian kerja sama dengan Amerika dengan Papua sebagai pemilik hak ulayat PT. Freeport dapat dilakukan di bawa tanah perjanjian bantuan kemiliteran, baik latihan maupun persenjataan sebagai alat pertahanan.
Menuju Papua Baru
Untuk menuju Papua baru bagi saya tiada lain, selain usulan kongres III tadi, dan memilih pemimpin baru dalam gerakan. Saya usulkan mari satukan langkah semua komponen organisasi Papua saat ini, untuk berkongres, dan memilih pemimpin baru. Kalangan muda saat ini telah banyak yang siap untuk menggantikan orang tua-tua kita yang sudah mulai lelah. Mari satukan semua dari Gunung sampai Pantai, untuk melakukan dan memilih Ketua Umum Gerakan kita. Kita tidak bisa berpecah-belah terus begini. Salam Merdeka!!!
*** ***
Kebebasan, persamaan, keadilan dan kemanusiaan untuk menentukan nasib sendiri sebagai bangsa berdaulat merdeka
Senin, 05 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
HEBAT BRO!
But... WHO can guarantee that PAPUA will be better?
membangun negara butuh dana buanyak!
dapat dari mana?
anda mau sumbang dana berapa buanyak buat PAPUA tercinta?
ato mau belajar dari Indonesia, minjam dana IMF ? Buat "DIWARISKAN" ke anak cucu!
ato loe ada kepentingan apa buat PAPUA?
Mau jadi PRESIDEN, MENTRI, ato GOVERNOR?
Lalu Orang Gunung jadi Apa? Dapat Apa?
kalo gue yang jadi Presiden PAPUA, orang gunung gue kasih rumah yang layak.
How about you?
MERDEKA!
ku kumau hanya kata merdeka, titik!
Posting Komentar