Kebebasan, persamaan, keadilan dan kemanusiaan untuk menentukan nasib sendiri sebagai bangsa berdaulat merdeka

Senin, 05 Mei 2008

RETHINKING PAPUA MERDEKA

Saya ingin mengomentari adanya kesalahan cara perfikir orang Papua dan pemahaman selama ini yang terus berlangsung sampai hari ini. Kesalahan ini bahaya, namun cara berfikir ini masih banyak menyeselimuti dibenak Bangsa Papua. Bahaya itu adalah adanya pemahaman orang Papua bahwa Kemerdekaan Papua akan diberikan oleh Amerika atau bangsa dunia lain. Padahal hal ini, sesungguhnya hanya utopia alias mimpi. Sekali lagi itu tidak mungkin atau muspra belaka. Tapi yang akan menentukan merdeka adalah kita manusia Papua, bukan orang lain, mereka hanya mendukung dan mendorong kita bangsa Papua. Karena yang mau merdeka itu bukan mereka tapi kita, sekali lagi, hanya kita saja yang akan tentukan. Oleh karena itu hal-hal berikut ini penting (urgen) untuk kita lakukan sebagai rekomendasi yakni :

1. Reformasi PDP

Mengapa? Tujuannnya adalah:

Pertama, Evaluasi kinerja PDP pasca Kongres ke-II tahun 1999 lalu sampai saat ini apa saja yang telah berhasil dan mana-mana lagi yang harus ditingkatkan atau dipertajam yang dianggap masih belum terlaksana pada masa kerja sejak dimandatkan oleh Rakyat Papua di Port Numbay tahun 1999 sampai 2006, selama 7 (tujuh) tahun ini. Sebab masa kerja suatu organisasi idealnya adalah tiga tahun.

Kedua, Rekonsiliasi berbagai elemen gerakan yang belum menyatu dan bersebrangan pendapat atau pandangan yang ada saat ini. Karena ada yang masuk dalam struktur NKRI ada juga gerakan TPN/OPM dan Mahasiswa atau lainnya yang intinya gerakan "M" yang diperjuangankan masing-masing namun belum kerkoordinasi baik yang berkembang saat ini.

Ketiga, Konsolidasi Gerakan. Konsolidasi berbagai gerakan penting, dalam satu wadah tanpa meleburkan organ-organ itu, tapi malah organ-organ perlawanan tetap berjalan, hanya anggota berbagai organ gerakan masuk direkrut dalam tim wadah formal yang dibentuk. Keempat. Reorganisasi, Yakni menggerkkan kembali gerakan perjuangan dalam tugas dan peran yang lebih terpimpin dalam satu payung, entah TPN/OPM ataupun PDP sendiri yang telah dimandatkan oleh rakyat bangsa Papua Barat.

Kelima. Refleksi dan Re-evaluasi sebagai tujuan utama dan terutama dalam reformasi PDP sebab setiap apa yang diperjuangkan tentu ada penilaian hasil yang dari tolak ukur itu menjadi catatan penting melanjutkan yang sudah bagus malah lebih ditingkatkan lagi tapi yang dianggap belum berhasil harus di perjuangkan kembali, oleh sebab itu evaluasi penting disini guna menilai hasil kinerja kerja perjuangan Papua "M".

2. Konsensus Nasional Papua

Kalau arah pikiran semua demikian satu, maka kita tinggal tunggu waktu, tanggal mainnya, artinya jika rekonsiliasi dan konsolidasi sebagai bagian dari evaluasi kerja PDP yang memang di beri mandat oleh rakyat kala itu, mau dilakukan saat ini dan sekarang juga, maka evaluasi bagian dari jalan terakhir bangsa Papua menyatakan diri secara resmi dan dikumandangkan kepada dunia Internasional bahwa apakah Papua mau tetap di NKRI atau keluar sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari Sabang -Merauke atau mau masih tetap dipangkuan ibu pertiwi yang bernama NKRI ini, (sebagaimana di ucapakan pejabat tinggi Papua selama ini, disini saya meminjam kata-kata mereka saja). Dunia hanya menunggu dan menyaksikan keberanian kita menyatakan sikap itu.

Untuk semua maksud ini yang penting dilakukan adalah pertemuan tingkat nasional semua elemen bangsaPapua, dari berbagai gerakan yang bersilang pendapat agar menjadi satu padu kembali. usulan-usulan yang sebelum ini ada maka untuk perhelatan nasional Papua ini yang bersedia menjadi fasilitator dan mediator hendaknya PDP dan di bantu oleh MRP. Karena MRP sebagai suatu wadah kultural yang dibentuk dengan UU oleh pemerintahNKRI, maka ia memiliki keleluasaan untuk itu dibanding oleh PDP yang terstigma sebagai separatis dimata yang menjajah Papua kini.

*** ***

Tidak ada komentar: