A. Kejahatan Pemerintah Indonesia
Kenapa Indonesia membunuh orang Papua dan mencuri kekayaannya? Kalau begitu adanya; Indonesia menjajah Papua. Kenapa kita tidak melawan penjajah yang membunuh orang Papua dan mencuri harta kekayaan alam Papua? Kenapa mereka mencuri dan membunuh masa depan dan kekayaan Papua bersama para sekutunya (AS, Inggris, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Cina dan Thailand) tapi kita tidak melawannya? Padahal Indonesia yang katanya sebangsa dan setanah air dengan bangsa Papua adalah hanya omomng kosong belaka, kecuali hanya untuk mencuri harta kekayaan kita; emas, tembaga, perak, biji besi, aluminium, minyak, gas alam, kayu, ikan, udang, dll?
Kejahatan Indonesia terhadap bangsa Papua dalam bentuk pembunuhan secara massal kini sedang dan akan berlangsung dengan penyakit HIV/AIDS. Ini kejahatan kemanusiaan Indonesia terhadap bangsa Papua Barat. Belum lagi tindakan pencurian harta kekayaan alam. Pencurian sesungguhnya yang dilakukan Indonesia lebih parah dari yang teramati. Betapa tidak! Konon PT Freeport saja sudah lebih dulu masuk ke Tanah Papua sebelum pengesahan status politik Papua secara resmi oleh PBB pada tahun 1969, ini menunjukkan kejahatan Indonesia terhadap bangsa Papua Barat. Indonesia melakukan kejahatan tidak teramati mata, namun lebih parah dan berbahaya bagi eksistensi manusia Papua.
Tatkala ada gerakan nasionalisme Papua saat ini, menunjukkan gelagat jahat, dan kuat dugaan Indonesia punya niat jahat yaitu ingin melenyapkan bangsa Papua Barat. Hal ini dapat dilihat dari besarnya angka pengidap HIV/AIDS dan ekslpoitasi kekayaan alam yang diangkut keluar dari bumi Papua Barat tak terkirakan jumlah besarnya berjalan era Otonomi Khusus. Karena itu saat ini yang terjadi di Tanah Papua sesungguhnya adalah ekosida sekaligus.
B. Otsus Papua Kedok Untuk Membunuh dan Mencuri
Diera Otsus ini banyak perusahaan negara asing dibawa masuk oleh Indonesia ke Tanah Papua. Kekayaan alam Papua diserahkan kepada asing, antara lain Amerika Serikat dengan PT Freeport. Inggris dengan Britis Petrolium, Jepang diberi kuasa untuk mencuri Ikan, Korea, Malaysia diberi hak untuk mengangkut kayu dll. Bentuk pencurian sangat telanjang kelihatan dimata kita. 'Indonesia pembunuh manusia Papua dan masa depan orang Papua' sekaligus, 'pencuri harta kekayaan orang Papua'. Tuduhan ini bukan tanpa bukti, indikasi itu kita lihat dari besarnya jumlah pengidap virus HIV/AIDS tidak masuk akal, terlalu cepat penyebarannya di bumi Papua Barat. Sejak tahun 1992, jumlah penderita HIV/AIDS hanya 6 orang. Kini jumlah penderitanya telah menembus angka yang sangat abnormal : 3023 orang!
Bentuk kejahatan demikian sulit diamati tapi punya akibat vatal. Bentuk kejahatan dengan justifikasi Otonomi Khusus sebagai payung hukum kejahatan yang logis bagi Indonesia akan menyebabkan pembunuhan manusia Papua secara massal tidak dengan menggunakan senjata tapi dengan penyebaran penyakit mematikan HIV/AIDS beserta harta kekayaanya.
Pembunuhan tidak mengunakan senjata mesin, tapi dengan senjata lain (dengan membiarkan penyakit HIV/AIDS), dan penganggkutan harta kekayaan keluar Papua adalah bentuk kejahatan kemanusiaan yang sulit terkatakan dilakukan Indonesia terhadap bangsa Papua, yang konon diakuinya sebagai sebangsa dan setanah air Indonesia.
Otonomi Khusus Papua sebagai alasan pembenaran kejahatan, Indonesia menerapkan standar ganda kebijakan politik. Otsus Papua tujuannya hanya untuk mencuri harta kekayaan alam Papua yang sangat kaya raya. Dengan payung hukum Otsus, kini bergeser ke pemekaran daerah, tujuannya hanya satu melenyapkan manusia Papua dan harta kekayaanya. Ecosida kini berlangsung di Tanah Papua adalah adalah bukti kejatahan dan ketidaktulusan Jakarta tapi juga hanya sebagai alasan untuk mencuri dan membunuh masa depan Bangsa Papua Barat.
Kita tidak mau ada kejahatan di Papua. Kita tidak ingin ada pencurian sumber daya alam Papua oleh siapapun asing dengan dalih apapun tanpa melibatkan orang Papua sebagai pemilik sah hak ulayat. Karena itu wajar kita khawatir terhadap Indonesia atas Pembunuhan dan Pencurian di Tanah Papua akan berakhir dengan pelenyapan eksistence ras melanesia beserta sumber daya kekayaan alamnya oleh oleh Indonesia dengan dalih apapun sebagai pembenarannya. Tidak hanya kejahatan terhadap manusia tapi harta, martabat, juga kejahatan lingkungan yang dilakukan Indonesia terhadap kita Bangsa Papua Barat sulit masuk akal berlangsung dewasa ini.
D. Terbelakang diatas Kekayaan
Pencurian Sumber Daya Alam (SDA) Papua yang sangat kaya raya sebagai sorga dunia bagi penduduknya yang hanya ±1,2 juta jiwa itu tidak seharusnya, pembangunan Papua dan warganya penduduknya terbelakang dan miskin. Orang Papua tidak seharusnya masih ada kelaparan, pakai koteka, tanpa ada jalan aspal, tanpa ada jalan trans sebagai sarana perhubungan darat, tanpa ada lampu penerang (listrik) dll. Penyakit HIV/AIDS dan keterbelakangan, kemiskinan, ketidakberdayaan dan akhirnya, orang Papua terjajah miskin di tanah yang sangat kaya raya.
Orang Papua tidak seharusnya tanpa ada bangunan sekolah, tanpa ada pengajaran baik (tidak ada guru atau tidak lengkap sarananya), tanpa ada bangunan gedung megah dan pencakar langit sebagaimana di kota besar lain Indonesia. Tanpa ada kendaraan angkutan yang memadai, tanpa ada jalan aspal yang bagus atau apapun sebagai pembangunan itu sampai tulisan ini harus dibuat untuk menyoroti bahwa orang Papua miskin, terbelakang diatas kekayaan mereka sendiri. Namun hanya karena mereka punya kekayaan, orang lain mau menjajah dan memperbodoh penduduknya adalah sesuatu hal yang sulit masuk akal sehat kita sebagai manusia, sungguh!
E. Bagaimana Sikap Kita?
Herankah kita sejak dipaksa bergabung dengan Indonesia tahun 1962 ternyata kekayaan kita dicuri Jakarta bersama negara kapitalis lainnya dengan menelantarkan kita sebagai pemilik harta, dan kita sebagai penduduknya dibunuh hanya dengan alasan kita punya diri kita sebagai orang Papua dan Tanah Papua yang kaya Raya? Kita sebagai pemilik sah dari apa yang dicuri oleh mereka. Bentuk pencurian Indonesia bersama negara yang punya alat untuk menguras kekayaan kita sangat banyak sekali. Tapi kita penduduk Papua yang memiliki semua harta yang dicuri itu tetap miskin terbelakang.
Sementara Indonesia mencuri harta kekayaan kita, membawa pulang dan membangun negerinya dengan gedung pencakar langit sekian banyak di Jakarta dan kota lainnya, memiliki jalan bagus untuk dilintasi kendaraan, jalan tembus sampai ke desa-desa di pelosok Jawa, Sumatra, Sulawesi. Tetapi kita di tanah ini, Tanah Papua, jangankan hanya sekedar untuk jalan atau gedung ada niat Indonesia mau membangun, memperdulikan kesehatan penduduknya saja sama sekali tidak. Buktinya coba Anda lihat! Penyakit HIV/AIDS saat ini sangat luar biasa dengan tingkat resiko hampir seluruh penduduk Papua mengidap penyakit ini.
Konon penyakit ini sengaja dibawa masuk oleh Militer Indonesia melalui Bupati Merauke Kol. Soekardjo yang adalah ahli Pembinaan Teritorial, dengan mendatangkan pekerja dari Thailand yang telah terinveksi penyakit mematikan ini pada awal dekade 1990-an. Para pengidap penyakit yang tidak ada obatnya itu didatangkan jauh-jauh dari negeri Gajah Putih itu untuk bekerja di sebuah perusahaan penangkapan Ikan di daerah ujung Selatan Papua (Merauke).
Menjadi rahasia sampai saat ini bagi kita semua, orang Papua, tapi dengan tingkat penyebaran menyeluruh adalah suatu prestasi tersendiri bagi pembunuhan Penduduk Papua, adalah tujuan dan keinginan melenyapkan orang Papua dari muka bumi. Amerika Serikat memiliki pengalaman dan perestasi sama dalam usaha pembasmian penduduk asli Amerika yakni suku Indian. Australia juga memiliki pengalaman sama terhadap penduduk asli (Aborigin), Selandia Baru juga demikian terhadap suku Maori. Yang disebut dua belakangan ini penduduk aslinya masih serumpun dansebangsa kita, orang Papua Barat.
Tentang pembasmian ini, GKT Ninati, Nasionalis Papua yang kini bermukim di Den Haag, Nederland, mengatakan, "Bangsa-Bangsa Europa yang dulunya merampok Amerika, Australia dan Selandia Baru setelah membasmi penduduk aslinya kini membantu Indonesia dengan menyediakan uang dan senjata guna mempercepat proses pemusnahan rakyat Papua dengan tujuan merampok tanah dan kekayaan yang ada diatasnya".
Apa itu Kejahatan? Inilah kejahatan itu. Apakah kejahatan selalu identik dengan senjata beramunisi dan bunyi : dor.. dor.. dor..? Tidak! Buktinya, Bangsa Papua dibunuh dengan senjata lain, HIV/AIDS oleh Indonesia, tentu saja dengan dukungan bangsa-bangsa barbar, kanibal dan vampir lainnya dibawah pimpinan Amerika Serikat. Kalau Begitu Bagaimana Sikap Kita? Kita harus mengakhiri. Caranya? Kita harus menentang dan melawan! Kita harus angkat senjata melakukan perlawanan untuk mengakhirinya. Mati Terhormat atau Hidup Terhina?
*** ***
Kebebasan, persamaan, keadilan dan kemanusiaan untuk menentukan nasib sendiri sebagai bangsa berdaulat merdeka
Senin, 05 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar